Seperti judul postingan ini, nama bangunan seperti ini di kampung naga bernama "Belah Jolopong". Bangunan yang berbentuk rumah penggung dengan atap dari ijuk yang menyerap panas di siang hari dan membuat hangat pada malam hari karena sinar matahari yang ditangkapnya, atap ijuk ini bahkan dapat menyerap asap dari tungku yang digunakan penduduk untuk masak sehingga asap tidak mengepul di dalam rumah.
(Photo By Didit Abdillah) |
Bangunan yang ada di kampung naga khususnya yang digunakan sebagai tempat tinggal bermacam ukurannya. Besar, kecil, dan sedang namun bukan berarti rumah yang berukuran besar itu milik orang kaya. Ukuran rumah tergantung lahan dimana rumah itu dibangun (dataran rendah/tinggi) dan warisan rumah dari orang tua.
Bangunan yang ada di kampung naga semua menghadap ke arah kiblat (arah kaum muslim jika sholat), semuanya berwarna putih dan warna putihnya itu karena kapur yang digunakan untuk melapisi tembok rumah. Warga kampung naga tidak menggunakan cat pada umumnya yang berwarna-warni karena kalau diizinkan menggunakan cat, maka penduduk kampung naga akan mewarnai rumahnya sesuai selera sehingga bisa terlihat kesenjangan sosial bahkan sampai kecemburuan sosial antar penduduk
kayu Suren (Photo By Didit Abdillah) |
Kayu Albasiyah (Photo by Didit Abdillah) |
Kayu yang digunakan untuk rumah kampung naga menggunakan 2 jenis kayu. Kayu albasiyah dan kayu suren. kayu suren memang terlihat lebih bagus dan kuat, tetapi sebenarnya Kayu Albasiyah walau terlihat usang dan jadul, kayu Albasiyah lebih tahan lama
Rumah penduduk kampung naga semuanya mempunyai dua pintu depan, satu pintu langsung ke ruang tamu dan satu pintu lagi bisa langsung menuju ke dapur.
Jangan berharap akan ada kamar mandi di tiap rumah penduduk kampung naga,karena mereka berpendapat "rumah bukanlah kamar mandi dan kamar mandi bukanlah rumah"hal ini lah yang membuat kegiatan Mandi,buang air sampai mencuci baju semuanya dilakukan di luar rumah
Atap yang digunakan untuk rumah tersebut menggunakan ijuk yang biasa digunakan untuk sapu, ijuk yang akan digunakan sebagai atap akan dikeringkan terlebih dahulu agar lebih kuat dan konon kata penduduk setempat, atap ini kuat hingga 30 tahun
Kamar Mandi (Photo By Didit Abdillah) |
Tempat Buang Air (Photo By Didit Abdillah) |
Disetiap rumah penduduk kampung naga biasanya memiliki 1 ruang tamu yang memanjang, 1 kamar tidur, dapur dan tempat penyimpanan padi dan bahan makanan lai yang disebut "Goah".
Biasanya kita memakai kompor yang digunakan untuk memasak, mereka masih menggunakan tungku, tetapi didalam rumah tidak ngebul karena asap hasil masak diserap oleh atap rumah mereka yang terbuat dari ijuk dan makanan yan disajikan pun tidak berbau seperti gosong tetapi mempunyai bau khas yang tidak mengganggu penciuman saat dimakan pun
Abu yang dihasilkan dari pembakaran kayu memasak pun setelah menumpuk bisa langsung dibuang di lubang kecil yang berada di dekat tungku dan dibawah tempat pembuangan tersebut digunakan juga sebagai kandang ayam, sehingga kotoran ayam dan abu hasil pembakaran tersebut bercampur dan bisa dijadikan untuk pupuk.
Dibawah lantai ini terdapat tempat buang abu dan kandang ayam (Photo by Didit Abdillah) |
Tungku Masak (Photo by Didit Abdillah) |
Goah (Photo by Didit Abdillah) |
Memperbaiki Atap Yang Sudah Rusak (Photo by Didit Abdilah) |
Simbol merupakan segala sesuatu yang mengandung makna khusus yang diketahui oleh orang-orang yang menyebarkan budaya".
Pengetian tersebut dapat dilihat dari bentuk atap di rumah penduduk kampung naga mempunyai bentuk seperti "tanduk" tapi ini bukan berarti yang menjadikan cikal bakal disebutnya Kampung Naga, melainkan tanduk tersebut merupakan kaitan antar bambu yang menunjukan perdamaian. entah disengaja atau tidak, bentuknya memang seperti jari yang yang menunjukan lambang perdamaian seperti "peace" (^^)v
(Photo by Didit Abdillah) |
-MASJID-
Masjid yang ada di Kampung Naga letaknya tepat perada di tengah desa dengan ukuran yang tentu saja besar untuk menampung semua penduduk kampung naga untuk beribadah.
Bentuk bangunan masjid pada umumnya sama dengan bangunan yang lain hanya saja yang membedakan adalah bedug yang berada tepat di depan masjid
Pada sore hari biasanya banyak anak-anak yang mengaji dan penerangan pun hanya mengunakan petromaks dan beralaskan kayu suren
NampakLuar Masjid (Photo by Didit Abdillah) |
Nampak Dalam Masjid (Photo by Didit Abdillah) |
Balai warga juga digunakan seperti pada umumnya. Seperti digunakan untuk musyawarah, pemilihan kepala desa, pemilihan kuncen, dll.
Balai warga berada tepat di sebelah masjid dengan ukuran yang tidak jauh berbeda dan bentuk bangunannya jelas,sama dengan bangunan-bangunan lain yang berada di kampung naga.
Rumah yang besar yang berada di tempat yang cukup tinggi di kampung naga "Ini penduduk asli sini aja ga boleh masuk kesini, saya dari kecil sampe sekarang belum pernah masuk" kata Mang Ijat pemandu wisata kami
Katanya yang boleh masuk ke dalam rumah ini hanya kepala adat
Katanya yang boleh masuk ke dalam rumah ini hanya kepala adat
Pengunjung pun tidak boleh mengambil gambar dari dekat sehinga saya juga tidak bisa mendapatkan gambanya karena kalau mengambil dari jauh pun terhalang rumah penduduk.
Rumah itu rumah yang besar, berada di dataran tinggi dan satu-satunya bangunan yang dipagar
Nih Poto Saya Sama Mang Ijat (Photo By Yonanda Dewantoro) |
No comments:
Post a Comment